Para Ahli Taqwa dan para sholihin kerap sekali berpesan. " Barang siapa mengenal dirinya, mengenal hakikat penciptanya maka ia akan Sang Pencipta ". Allah menegaskan dalam firman -Nya bahwa manusia diciptakan untuk menjalani proses pergulatan yang penuh dengan rintangan dan godaan untuk menguji siapa diantara mereka yang terbaik amalnya. " Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah singgasana-Nya ( sebelum itu ) diatas air, agar dia menguji siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah) " sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati, niscaya orang-orang kafir itu akan berkata ' ini tidak lain adalah sihir yang nyata' " ( QS HUD [11] :7 )
Sebagai muslim jangankan meyakini, mengamini konsep hidup seperti yang mereka yakini saja sudah merupakan bagian dari kekafiran . manusia yang memiliki akal sehat tidak meungkin berfikiran serendah itu. hal ini menyiratkan seolah-olah Allah menciptakan manusia hanya sebatas formalitas. padahal kelak manusia akan dimintakan pertanggung jawaban atas segala yang dikerjakan semasa hidup di hadapan-Nya. orang yang berakal sehat akan menyikapi hidupnya dengan penuh kearifan sehingga membawanya pada pemahaman bahwa ia diciptakan untuk menjalankan tujuan penting yaitu pengenalan kepada Tuhannya.
Pernahkah kita merenung untuk apa manusia diciptakan ? Apakah untuk menghuni dan membuat sesak dunia lalu mati dengan lazimnya sebagaimana terjadi pada binatang dan tumbuhan. untuk itulah perlunya kita memiliki pegangan yang kuat sebagai mahkluk di dunia serta pengakuan kita adanya Sang khalik Yang Berkuasa atas segala sesuatu.
